SEJARAH BANGKA BELITUNG
Provinsi Bangka Belitung |
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari dua
pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil.
Sebelum Kapitulasi Tutang Pulau Bangka dan Pulau Belitung merupakan daerah
taklukan dari Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Setelah itu, Bangka
Belitung menjadi daerah jajahan Inggris dan kemudian dilaksanakan serah terima
kepada pemerintah Belanda yang diadakan di Muntok pada tanggal 10 Desember
1816.
Pada masa penjajahan Belanda, terjadilah perlawanan
yang dilakukan
Depati |
oleh Depati Barin kemudian dilanjutkan oleh puteranya yang
bernama Depati Amir dan berakhir dengan pengasingan ke Kupang, Nusa Tenggara
Timur oleh Pemerintahan Belanda. Selama masa penjajahan tersebut banyak sekali
kekayaan yang berada di pulau ini diambil oleh penjajah.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai
provinsi ke-31 oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang No.
27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Ibukota provinsi
ini adalah Pangkalpinang.
IKLIM DAN TOPOGRAFI BANGKA BELITUNG
Bangka |
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk gunung Maras mencapai 699 meter, gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter dan Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut.
LETAK GEOGRAFIS BANGKA BELITUNG
Bangka |
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak pada 104°50’ sampai 109°30’
Bujur Timur dan 0°50’ sampai 4°10’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Di sebelah Barat dengan Selat Bangka
Di sebelah Timur dengan Selat Karimata
Di sebelah Utara dengan Laut Natuna
Di sebelah Selatan dengan Laut Jawa
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan
dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 81.725,14 km2. Luas daratan
lebih kurang 16.424,14 km2 atau 20,10 persen dari total wilayah dan luas laut
kurang lebih 65.301 km2 atau 79,90 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Beliung
WILAYAH ADMINISTRASI BANGKA BELITUNG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5
tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 mengenai pembentukan Kabupaten Bangka
Selatan, Kabupaten BangkaTengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten
Belitung Timur maka dengan demikian wilayah administrasi pemerintahan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung terbagi dalam 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) kota.
Dalam wilayah administrasi
pemerintah kabupaten/kota terbagi dalam wilayah kecamatan, kelurahan/desa
dengan rincian per kabupaten pada tahun 2010 sebagai berikut:
- Kabupaten Bangka terdiri dari 8 kecamatan, 9 kelurahan dan 61 desa.
- Kabupaten Bangka Barat terdiri dari 6 kecamatan, 4 kelurahan dan 60 desa.
- Kabupaten Bangka Tengah terdiridari 6 kecamatan, 7 kelurahan dan 50desa.
- Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari7 kecamatan, 3 kelurahan dan 50 desa.
- Kabupaten Belitung terdiri dari 5 kecamatan, 2 kelurahan dan 40 desa.
- Kabupaten Belitung Timur terdiri dari7 kecamatan, dan 39 desa.
- Kota Pangkalpinang terdiri dari 5 kecamatan dan 36 kelurahan
WILAYAH PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG
Pembangunan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung berdasarkan pada tujuan Pembangunan nasional yang dijabarkan
melalui pendekatan konsep pembangunan daerah. Adapun konsentrasi pembangunan
ditinjau menurut kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
- Kabupaten Bangka dengan ibukota Sungailiat, berkonsentrasi pada pembangunan dan pengembangan di bidang perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, perkebunan dan pertambangan.
- Kabupaten Bangka Barat dengan ibukota Muntok, berkonsentrasi pada pembangunan di sektor pertanian, perkebunan, pertambangan, industri pengolahan dan perdagangan.
- Kabupaten Bangka Tengah dengan ibukota Koba yang berkonsentrasi pada pembangunan sektor perkebunan dan pertambangan.
- Kabupaten Bangka Selatan dengan ibukota Toboali berkonsentrasi pada pengembangan di sektor pertambangan, pertanian, perkebunan dan perikanan laut serta perdagangan.
- Kabupaten Belitung dengan ibukota Tanjungpandan merupakan wilayah pengembangan sektor perdagangan dan jasa, pertanian, pariwisata, industri pengolahan dan perikanan laut.
- Kabupaten Belitung Timur dengan ibukota Manggar merupakan wilayah pengembangan sektor industri pengolahan, pertanian dan perkebunan, perikanan laut serta sektor pertambangan.
- Kota Pangkalpinang merupakan ibukota provinsi dan merupakan wilayah pengembangan sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa serta pariwisata.
SOSIAL BUDAYA BANGKA BELITUNG
Penduduk Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang semula dihuni
orang-orang suku laut, dalam perjalanan sejarah yang panjang membentuk proses
kulturisasi dan akulturasi. Orang-orang laut itu sendiri berasal dari berbagai
pulau. Orang laut dari Belitung berlayar dan menghuni pantai-pantai di Malaka.
Sementara mereka yang sudah berasimilasi menyebar ke seluruh Tanah Semenanjung
dan pulau-pulau di Riau. Kemudian kembali dan menempati lagi Pulau Bangka dan
Belitung. Sedangkan mereka yang tinggal di Riau Kepulauan berlayar ke Bangka.
Datang juga kelompok-kelompok Orang Laut dari Pulau Sulawesi dan Kalimantan.
Pada gelombang berikutnya, ketika mulai dikenal adanya Suku Bugis, mereka
datang dan menetap di Bangka, Belitung dan Riau. Lalu datang pula orang dari
Johor, Siantan yang Melayu, campuran Melayu-Cina, dan juga asli Cina, berbaur
dalam proses akulturasi dan kulturisasi. Kemudian datang pula orang-orang
Minangkabau, Jawa, Banjar, Kepulauan Bawean, Aceh dan beberapa suku lain yang
sudah lebih dulu melebur. Lalu jadilah suatu generasi baru: Orang Melayu Bangka
Belitung.
Bahasa yang paling dominan digunakan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung adalah Bahasa Melayu yang juga disebut sebagai bahasa daerah,
namun seiring dengan keanekaragaman suku bangsa, bahasa lain yang digunakan
antara lain bahasa Mandarin dan bahasa Jawa.
LAMBANG DAERAH DAN ARTINYA
Lambang Provinsi BABEL |
Kepulauan Bangka Belitung, melambangkan
wilayah, masyarakat, sistem pemerintah, kebudayaan dan sumberdaya alam Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Lingkaran Bulat Simetrikal, melambangkan
kesatuan dan persatuan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam menghadapi
segala tantangan di tengah-tengah peradaban dunia yang semakin terbuka.
Butir Padi berjumlah 27 buah melambangkan
nomor dari Undang-undang pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu
UU No.27 Tahun 2000,dan Buah Lada, berjumlah 31 buah melambangkan Kepulauan
Bangka Belitung merupakan Propinsi ke 31 dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Padi dan buah lada juga melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Balok Timah, melambangkan kekayaan alam
(hasil bumi pokok) berupa timah yang dalam sejarah secara social ekonomis telah
menopang kehidupan masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung selama lebih
dari 300 tahun. (diketemukan dan dikelola sejak tahun 1710 Mary Schommers dalam
Bangka Tin).
Biru Tua dan Biru Muda (Dalam Perisai dan
Lingkaran Hitam), melambangkan bahari dunia kelautan dari yang dangkal sampai
yang terdalam. Menyiratkan lautan dengan segala kekayaan alam yang ada di
atasnya, di dalam dan di dasar lautan yang dapat dimanfaatkan untuk
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
Putih (Tulisan), melambangkan keteguhan
dan perdamaian.
Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan.
Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan.
Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan.
Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan.
Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan.
Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan.
Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa
kekayaan alam dan plularisme masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
tetap merupakan kelurga besar komunitas (serumpun) yang memiliki perjuangan
yang sama untuk menciptakan kesejahteraan , kemakmuran, keadilan dan
perdamaian.
Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya
masyarakat melayu berkumpul, bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur
bersama-sama dalam semangat kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling
kuat untuk dilestarikan dan dikembangkan. Nilai- nilai universal budaya ini
juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup di Bumi Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah
eksistensi masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan kesadaran dan
citacitanya untuk tetap menjadi keluarga besar yang dalam perjuangan dan
proses kehidupannya senantiasa mengutamakan dialog secara kekeluargaan,
musyawarah dan mufakat serta berkerja sama dan senantiasa mensyukuri nikmat
Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Serumpun Sebalai, merupakan semboyan penegakan demokrasi
melalui musyawarah dan mufakat.